Tuesday, December 30, 2008

Derita Anak Palestina

Dia yang kecil itu sigadis manis
Namun duduknya di bumi Palestina
Semalaman telinganya bingit dengarkan letupan
Malam bercahaya terang
Anak Palestina menderita

Dia wajahnya sungguh ayu
Sangat jelita parasnya
Sungguh cantik rupanya
Namun dia masih di bumi Palestina

Dia meratap tubuh ibunya
Ibunya sudah mati ditembak
Dia tiada ayah
Dia kini yatim piatu

Dia gadis manis
Dia manja sekali
Dia anak Palestina

Di Malaysia
Anak gadis hanya tahunya ronggeng
Baju mereka nipis tipis
Malah koyak sana koyak sini
Hari-hari menyerah kalah
Lemah

Anak Palestina
Kami pasti datang
Membawa hadir cinta yang hilang

Monday, December 29, 2008

Coretan I, II, III

liza - coretan I

setelah kau dustai pelangi manja memanjai
kau conteng arang merah di muka-muka pemberahi
kau telanjang bugil di setiap negeri
kau ajak pelontar besi menjolok ngeri
kau taburkan kemeyan bersepahan
dan kau gigit daging-daging mentah meratah

kisah liza - coretan II

dia anak manja
dia kehilangan kasih ibunya
dia dendam ibu tiri
dia marahi bapa
dia kejami diri
dia lari... lari... jauh-jauh
dia masih remaja
dan dia bukan wanita lagi
dialah liza dan itulah kisahnya

antara liza dan syabu - coretan III

bukannya liza mahu itu syabu
dan bukan juga syabu itu mencari liza
yang hakikat adalah keseksaan nikmat
yang lekat adalah benih-benih kesumat pekat

liza dan gila adalah sudaranya
gila dan liza adalah saling berbantuan
mereka saling membutuhkan
gilakah liza bila liza menggila

dalam malam pekat lazat, lazatnya cinta bersama liza

meditasiku

maafkan saya
karena meditasiku
sedang meramas nyawamu baldu
seraya kutiupkan liuk sangkakala nurkasih
usah sekelumit zarahpun kau gusar bimbangi

petang ini riang trang tang tang

apalagi maunya itu cinta
biarkan ia berkecai hancur
biarkan tubuhku jadi lulur
akan kubakarkan api dendam
kesumat menyengat
lalat!

Salam KuCinta

Salam kucinta kucintai Kamu
Kamu
Bukan lain orang
Kucintai kamu
Kamu yang satu
Kamu
Kucintai kamu

Salam kucinta kucintai kamu
Kamu yang resah
Salam kucinta kucintai kamu
Kamu yang gundah
Salam kucinta kucintai kamu
Kamu yang madah
Salam kucinta kucintai kamu

Salam kucintai cintaku pergi lalu
Salam kucintai cintaku malu bisu
Salam kucintai cintaku dipukul palu
Salam kucintai aku tewas ragu
Salam kucintai aku ingin pergi
Salam kucintai aku enggan lari
Salam kucintai kucintai kamu
Kucintai kamu
Dalam dakapku hanya kamu
Kamu yang satu

Salam kucinta kucintai kamu

Saturday, December 13, 2008

Wahai dikau

Wahai dikau
Aku akan lebih memahami
Kiranya aku sempat
Berikan aku masa
Sesaat cuma

Wahai dikau
Sering aku menghitung
Butiran pasir di pantai
Waktu senjakala
Menanti mentari pulang

Wahai dikau
Hati ini gusar gesah
Diri ini malu kesah
Jiwaku dirantai resah
Terlalu ingin aku pasrah

Wahai dikau
Aku merenung tajam
Dalam ke anak matamu
Kerna kuingin tikamkan
Rasa cinta ini

Wahai dikau
Belenggu hidup meronta
Kasih dipaksa lara
Aku gigil menggila
Mengucap kata entah apa

Wahai dikau
Sayang yang kurasa
Rindu yang ku terseksa
Kasih yang ku rana
Semuanya bagai ketulan ais

Wahai dikau
Aku terkaku paku
Aku terdiam kelu
Aku terselimut baldu
Dalam pelukanmu

Wahai dikau
Aku tetap akan berlari
Dan terus menerus mencari
Dikau kasih kekasih hati
Di mana sahaja aku berdiri

Dan langit merah marah
Dan guruh berdentum bersyarah
Dan kilat menyabung sambung
Dan rumah retak segertak
Dan tanah merekah bongkah
Dan air menyiram seram
Dan sungai melaju salju
Dan lautan bergelora mara
Dan ombak membadai ganas
Dan aku yang masih mengira butiran pasir di pantai
Dibuli sekuali alam
Aku diratah patah
Hatiku punah
Dan cintaku berkecai berancai
Aku terdampar di pantai itu
Sambil dikuburkan tentera semut dan burung

Thursday, December 11, 2008

"With the cold air breathe in and breathe out"

With the cold air breathe in and breathe out
My heart still longing for one and one only
In the business of bees I travel deep into the honey hole
Among the jungle sound I hear only hush

The quietness of all takes me into the eccentric of sentiment
The one hadn’t felt for long, haven’t taste in years
While in crowd, there’s one face picturesque
While in noise, only one voice I can hear and indulge

How long must I suffer? Must I wait for the certainty?
Is it me who alone obsessing?
Or it is just NOT meant to be?
Oh, why these questions must haunt me?

Please heart does not wait,
Please mind, don’t assume too much
Please feet, just keep on walking
For love doesn’t stop and look back.

Wednesday, December 10, 2008

Miss Misery si Diana Jones

Nukilan Tuan Zainuddin Zaidan suatu masa dulu...

Miss Misery si Diana Jones

Detik mula kumenikam matamuia semalam
dan kilaunya hatimu membenderangisemangat jaya ini
kala kita sedang berurusan untuk jadi pemerintah
dan bila tiba
kau sapa hati ini
harus aku lentuk ngalah
dibuai kesrikandianmu
menggengam kalbuku
jadi goncang dunia
pacar-pacaran bunga
memancar-mancar sukma
penuh harapan penuh ingin dada
mencurah-curah air mawar manja
membasahai badiku lemah jiwasi gadis misteri
si gadis miseri
lalu biar aku teruskan
mengejar pelangi senja
tiada tujuh warna
semuanya biru belaka
ingin kupetik pelangi
buat kuntuman hati
di dalam ragamu sayang
kerna aku benar-benar ingin
bertakhta di hatimu
walau hiba tak sempat
dan takdir menggugat
akhirnya dapat jua aku luahkan
sebutir perasaan yang pernah terpendam
kini aku riang
mengkhabarkan kepadamu gegar jiwa yang pernah aku rasakan
lima tahun dahulusatu harapan berangsang
agar ini persahabatanakan harus berkekalan
sehingga takdir menentukan

Di hari perkahwinanmu

Akan kau lalui gerbang indah nanti
Di sana akan kau bertemu
Sang putera idaman
Dilahirkan untukmu
Membelai jiwamu manja
Memanja hatimu skuma
Mengusap rambutmu mayang
Dia akan mendakapimu
Penuh makna
Erat seerat kasih
Erat Seerat sayang
Menginggalkan rindu
Mengulam dendam bermadu
Lalu kembanglah bunga cinta
Jadi indah maya pada
Seri semuanya
Wangi segalanya
Kasih kau ramas mesralah
Diriku dalam satumu
Kitalah intan dan permata
Kepada ayah-ayah dan bunda-bunda kita
Enaknya perkahwinan
Seterusnya enaknya bila punya anak
Dan enak itu adalah pertanggungjawaban
Tahniah buat adikku manja
Kuntum bungamu akan mekar
Di jambangan hati suami
Dialah lelakimu
Di kala hidup dan di waktu matimu
Tahniah

Bisikan Asmara

Bukan aku sengaja pinta
Tapi gadis sering manja
Melengan atas bahuku
Benar ia kasih, tiada aku tahu

Sering diucap kata sayang
Sering juga hanya dimulut manisan
Sekadar penyeri bunga-bunga taman

Wajarkah segala ketaktentuan
Meronta jiwa kehausan

Cari diri
Bongkar erti

Mahligai indah dibina atas nama sayang
Belaian diusap makin jadi sayang
Ke tandus-tandusnya cinta
Ke lara-laranya jiwa ronta.

Sering tertipu dan ditipu
Hati terusik kalbu
Jika benar, benarlah
Jika tiada, tiadalah

Biarkan kosong jadi keputusan
Kegelapan biar jadi nisan
Namun berhenti usah jangan
Kita mesti teruskan perjalanan.

Sepetang Angin Barat

Alangkah indahnya bila cinta
Menutur seribu maksud cinta
Membelai selayang pandang cinta
Di gugusan cinta lara

Waktu aku sentuh hatinya
Hatinya menggulai lauk pilu
Dia merengek padaku
Lalu kukatakan padanya
Santan masih likat
Garam masih ada
Ayuh kita campuri enak rasa
Kita nikmati bersama.

Dan angin petang menari
Kala sendu kita berlari
Kita tolak keresahan
Jauh ke sudut ignoran
Bedek fail-fail cinta lama
Oh! Masih ada
Kisah-kisah tersisa

Mentari Barat

Di waktu gerimis petang
Lembayung memanggil pulang
Anak-anak kecil
Dari dirasuki setan
Menitis di atas kepalaku
Aku jadi pening bingit
Sakit

Gunung hijau jadi temanku bicara
Gerimis mengulit lagu tip tap
Ayahbunda nun di sana
Pintaku ingat pesan-pesan Asar
Bila darah kita jadi satu
Kita pasti ketemu kembali
Dan bersatu dalam nadi
Intai cahaya

Mentari kau hanya cahaya lembayung
Di kiri dan kananku
Senyumlah di kebaratan
Kita kenang masa silam
Kita pun pantas tahu
Terus berakraban
Di pintu mahu

Tuesday, December 09, 2008

kala sifar mengontang jiwa

kala sifar mengontang jiwa
aku duduk terdampar
menghitung hari-hari manis
lalu turun hujan madu
kelat dan manismenitik di pipiku
lalu lidahku menjelir dan menjilat manis dipipi
seraya.... tiba-tiba aja
gugur jantungku
gementar jiwaku
aku kaget kaku
guruhpun menyanyikan lagu
indah bak cinta murniaku masih duduk menyandar dinding
kakiku melunjurlalu kubengkokkan kaki
kutapak bumi ini kejap-kejaptanganku di atas lututku
kepalaku tundukaku merenung tanah
kulihat seekor semut
membisikkan padakuhai gadis manis
usah lagi nangisangkat mukamu bukalah matamu
kulihat segugus bunga-bunga
bermacam-macam warna
digengam erat sang teruna
dia melutut sebelah kaki
dengan gagah gayadia senyum padaku
aku lihat anak matanya
dalam-dalam kulihat
dia lihat mata hitamku
sepekat gelap dia memikat
hatiku luluh
kuhanya rasakan roh aja
jasadku menyatu entah ke mana
kulihat dia juga adalah roh
jasadnya menyatu jasadku
benar inikah Cinta
Duhai Tuhan Sang Pengasih
Ini bumi Bandung
Darah perwira yang pernah tumpah
dan aku masih lagi erat rapat dengan ini tanah
Bunga-bunga Bandung
berkelopak dan menari
riang meriangi harisiang mensiangi diri
jelma Cinta lagi
jelas kutak bersalah
kerna ini Cinta inilah misteri
dan inilah miseri
Bunga-bunga Bandung
masih berseri warni
aku sambut genggam lelaki
benar dikaulah yang kucari
telus dan tiada sangsi!