5 tahun kencana dewi pergi
melangkau 3 benua
meredah musim tengkujuh
selang sehari dia tidur bermaindikan embun
menumpang di balik pohon
dekat dengan aur hitam
berselimutkan batik jawa
kiriman bapak mastor andika
dia menjadi orang yang berbeda
dari satu kampung bermukim
nomad lagi dia ke desa yang lain
sehari sedulang nasi padang
kencana menjual nasib
sama dibekal dengan bungkusan tapai
malam datang bersama bulan
kencana menyepi di balik tirai usang merah
disisir rambutnya
diikalkan sanggul dengan ranting kayu yang dipatahkan
dipecahkan tanah kapur sebati menjadi warna
dicorakkan huruf-huruf rumi bernada
atas kertas kayu yang rapuh asasnya
sesekali kencana bersiul
melagukan puisi
tidak pincang nadanya
tidak sekali di koyakkan kertasnya
tempat itu langsung tidak asing buat kencana
setiap hari, tidak lelah dia menjadi kuli
ramah mulutnya
dalam lesung pipit bila tersenyum
sekali dia bernyanyi di batas sawah kampung jambi
seluruh alam pasti gembira menari
kencana benar seakan dewi
mendepangkan sayapnya
memimpin anak-anak kecil
menghafal 26 kerat rumi
diajarkan apakah termaksud dalam rangkap puisi
5 tahun kencana pergi
tidak sekali dalam sebulan
kencana lupa kirimkan utusan
lagu-lagu cinta indah
di balik lipatan kertas usang
No comments:
Post a Comment